Jangan ada kata menyesal! Belajarlah dari 8 Perjalanan Hidup Orang Terdahulu

on
Viewed : 61 views

Kamu pernah menyesali perbuatanmu? Kata menyesal selalu datang terlambat, apalagi jika terlalu banyak penyesalan, maka hidup terasa tidak enak untuk dijalani yang bisa berakibat fatal. Ayo kita belajar dari orang-orang tua terdahulu yang telah banyak belajar dari kehidupan. Dengan belajar dari mereka, kamu pasti akan menjalani hidup lebih penuh makna dan bahagia.

Siapkah untuk mempelajari pelajaran hidup tiada kata menyesal ini?

Bagus, karena yang dibahas disini bisa jadi menjadi peringatan yang membangun dalam hidupmu, mengupas kehidupanmu sendiri juga mengevaluasi prioritasmu.

Ketika kamu telah mengetahui hidup kamu di dunia ini hanya tersisa tahun, bulan, minggu, hari atau jam, kamu pasti akan melihat mundur mengenai apa yang telah dilakukan dan yang belum dilakukan dalam hidup. Lalu kata menyesal akan mulai mengalir dan memenuhi pikiran.

Hidup yang diberikan ini merupakan anugrah, dan setap harinya anugrah itu akan mendekati akhir, dan orang akan mulai berpikir dan penuh kata menyesal pada saat tua, sudah tidak bisa berbuat sesuatu karena sakit, lumpuh, dan daya ingat berkurang.

Kamu tahu, kan? Waktu itu hanya sekilas saja, dan inilah satu-satunya di dunia yang tidak bisa dikembalikan dan diulang. Sedihnya, kebanyakan orang akan menyadari ini semua ketika telah terlambat!

Kalau kamu masih membaca tulisan ini, ambil keuntungan dengan membaca sampai selesai dan kemudian refleksikan dalam kehidupanmu.

Terapkan dalam kehidupan dan nikmati tiap dari keadaanmu. Jangan hanya berbaring, bermain dan diam saja.






1. Kegagalan adalah Pelajaran yang Terselubung
Beberapa pelajaran berharga berasal dari kehidupan yang kamu dan saya jalani, terutama dari kegagalan. Saat berbuat kesalahan, rasa dari ‘kesalahan’ itu memang tidak mengenakkan. Terlebih lagi seperti pelajaran berharga… Tapi memang kesalahan itu tidak enak.
Alih-alih antipati dan membuat kamu down, lebih baik jika kesalahan itu dirangkul. Kalau perlu ambil resiko dengan meninggalkan zona nyamanmu segera, walaupun ini berarti kamu pasti akan beresiko gagal.
Kegagalan dan kesalahan kita ini seperti sebuah hadiah, yang jika diterima akan menjadi pribadi yang lebih baik. Kegagalan ini merupakan guru besar ‘takut’ yang akan mengajari kamu dan saya melawan ketakutan kita. Setelah takut bisa dihadapi, maka kegagalan akan menjadi guru besar integritas, sebab itulah yang akan diajarkannya kemudian INTERGRITAS.

2. Hidup pada saat ini
Terlalu sering kita terobsesi oleh masa lalu atau mengkhawatirkan mengenai masa depan. Tapi saat waktu kamu sudah mendekati akhir, pasti kamu akan menyadari bahwa saat ini lah yang penting!
Tutup pintu masa lalu, teruskan apa yang kamu pelajari sekarang, terapkan dalam hidupmu sekarang dan jangan menoleh ke belakang dengan penuh kata menyesal. Miliki rencana masa depan, tapi jangan dipikirkan berlebihan.
Menjadi hidup pada saat sekarang, pergi keluar dan menjadi hidup. Hari esok bukan kesepakatan yang harus dilakukan.

3. Hidup untuk dirimu sendiri
Saat orang sadar bahwa hidup mereka kan segera berakhir, mereka akan flashback dengan jelas yang belum pernah dimiliki. Saat itu menjadi jelas bahwa mimpi yang telah dikejarnya adalah mimpi yang salah.
Mereka hanya hidup berdasarkan tekanan dari luar. Tujuan hidup dan mimpi mereka berdasarkan apa yang seharusnya atau kata orang.
Ingat ya, kita hanya punya satu kali hidup. Mengapa hidup untuk mimpi orang lain atau menurut orang lain. Miliki KEBERANIAN untuk jujur pada keinginan kamu yang terdalam. Tanya dirimu sendiri, Apa yang kamu inginkan dalam hidupmu? Lalu kejar itu.




4. Kerja keras tapi jangan terlalu keras
Kejar mimpimu dan kerja keras untuk mewujudkannya. Bekerja sepanjang hari, tapi jangan sepanjang waktu. Saat pulang ke rumah dan bersama keluarga, maka disitulah kamu berada. Hidup dalam keluarga.
Salah satu yang mengucapkan kata menyesal, terutama orang-orang yang mendekati ajal adalah mereka tidak menghabiskan waktu untuk orang terkasih dan penuh arti dalam hidup mereka.
Mereka tidak melihat pertandingan anak, mereka tidak pernah pergi makan malam romantis dengan pasangan hidupnya dan mereka jarang mengunjungi orang tua saat masih hidup.
Memang penting untuk mengejar mimpi dan bekerja keras untuk mencapainya, tapi tetap jaga keseimbangan dalam hidup kamu. Buat waktu untuk keluargamu, temanmu dan bahkan kamu sendiri.

5. Penundaan menjadikan kamu Budak
Sumber yang paling berharga adalah waktu, dan sayangnya paling mudah untuk membuang waktu di jaman sekarang.

Ketika kamu dan saya menunda-nunda dan membuang waktu yang berharga, kamu menjadi budak dari masa lalu. Lalu kita harus bekerja keras untuk mengejar ketinggalan itu, tapi kenyataannya kamu hanya berputar-putar saja di tempat alias tidak ada perkembangan yang berarti.

Alih-alih membiarkan kemalasan menang, kita bersikap proaktif dan merawat apa yang perlu dilakukan sekarang. Bisa saja dengan yakin bergerak untuk hari esok tanpa harus terbebani dengan masa lalu.

6. Bertindak lebih nyata daripada perkataan
Actions speak louder than words, frase yang sudah tidak asing lagi, kan? Pengertian dari frase ini berlaku untuk sepanjang perjalanan hidup.

Kita menyadari bahwa dunia ini penuh kebohongan, bukan hanya orang lain, tapi saya dan kamu juga. Kita terkadang mengijinkan orang lain untuk berbuat semaunya kepada kita, dan walaupun orang itu telah berjanji untuk tidak mengulanginya lagi, tapi tetap saja hal itu akan terjadi lagi.

Katakan kepada diri kita, bahwa kita akan berubah, mengubah kebiasaan buruk di hidup ini. Seperti hidup lebih sehat, menyelesaikan pendidikan, menghasilak uang lebih banyak, dan lainnya. Namun itu semua hanya kata-kata yang bicara tanpa tindakan.

Perkataan memang memberikan kenyaman sementara, tapi tindakan yang menentukan siapa kamu, siapa saya dan siapa mereka.

Kalau kamu bisa mengatakan perkataan, maka kamu juga harus menjalankan jalan hidupmu. Jujurlah pada kata-kata yang keluar dari mulutmu, tetapi percayalah pada orang lain berdasarkan tindakan mereka, bukan kata-kata mereka.

7. Baik hati itu Penting!
Senyumlah terutama pada orang lain yang sedang memiliki hari yang buruk. Berikan uang pada wanita yang tertinggal dompetnya. Memang memalukan jika mengantri di resto fast food dengan anak yang tantrum. Ajak temanmu bercanda jika sedang sakit hati.

Belajar untuk memberi lebih daripada yang kamu terima.

Bukan hanya kebaikan itu membawa perubahan pada dunia di sekitarmu, tapi juga akan mengubah dirimu. Ketika kamu berkonsentrasi menjadi baik, kamu akan memberikan banyak energi positif ke tiap orang dan ke tiap hari. Dengan menolong orang lain, kamu menolong dirimu juga.




8. Penuh Syukur
Makin kita bertambah usia, makin banyak juga kita mensyukuri semua yang kita miliki di hidup ini. Tapi tetap saja kebayakan orang malah lebih memikirkan apa yang tidak dipunyai.

Sudah tentu kamu dan saya tidak memiliki semua, tapi ada yang kita miliki.

Sebagai contoh, kamu yang membaca artikel ini sekarang, kamu pasti berpendidikan karena bisa membaca, bisa memiliki koneksi internet, sebab banyak juga yang menganggap internet sebagai sesuatu yang mahal dan mewah.

Yuk, mengembangkan kebiasaan penuh syukur sebagai kunci menuju kebahagiaan. Dengan menghargai yang ada, maka kita mencerahkan kehidupan. Kamu dan saya dapat hidup pada saat ini dan bersyukur atas segaa keajaiban yang membuat hidup kita berarti.

Mulai menghargai yang kamu punya, dari air untuk mandi, makanan di meja makan, pekerjaan dan keluarga.

Hidup kita tidak sehanrusnya dipenuhi oleh kata kata menyesal, namun penyesalan ini seperti penyakit menular yang menjangkiti banyak orang yang sekarat.

Dan orang-orang ini menyadari bahwa hidup mereka akan jauh lebih penuh jika mereka mempelajari pelajaran hidup ini sebelumnya.