Nasi Goreng Sukma Serupa tapi Tak Sama

Viewed : 80 views

Siapa sih yang gak suka nasi goreng? Bahkan mantan Presiden Amerika yang pernah menghabiskan masa kecilnya di Indonesia menyukainya. Nasi goreng yang masuk dalam The Best Food in CNN’s World’s 50 Best Foods di tahun 2018, menjadi kebanggaan sendiri untuk Indonesia.

Salah satu andalan Mama dalam memasak adalah nasi goreng, dengan kekhasan yang bukan hanya ditaburi oleh bawang goreng yang kriuk, tapi juga ebi goreng kering yang sedap…  Aku sebagai salah seorang anak yang mengagumi masakannya dan kerap meminta untuk dimasakkan masakan ini jika berkunjung ke kampung halaman, menjadkan aku adalah anak mama yang paling merindukan nasi goreng spesial buatan Mama.

Kamu tahu, kan, bahwa otak kita kerap menyimpan data yang menyenangkan dan sedap dirasakan, lalu kenangan itu kadang kalanya muncul saat bosan masakan yang biasanya dimasak sendiri.

Jangan dibilang, deh… ‘Coba cari resepnya dan coba-coba.’ Kukerap mencoba mencari rasa yang sama berdasarkan kenangan itu, dengan memasak dari resep yang diberikan, juga menggunakan bahan yang sama, tapi hasilnya selalu memiliki rasa yang berbeda, perlu sentuhan dan tehnik beliau tentunya.

Lalu ada nasi goreng yang selalu rajin keliling tiap malam melalui komplek rumahku, pedagang ini selalu absen masuk komplek Villa Melati Mas tepat pukul 19.30. Ketahuan deh… sering jajan malam. (Tapi gak juga, kok. dibarengi dengan olahraga, dong).

Pedagang keliling ini bernama Pak Sukma, sebenarnya ia telah lama berjualan disekitar Serpong dan BSD, tapi baru 6 bulanan Pak Sukma ini berjalan keliling di komplek dengan gerobak nasi gorengnya.

Nasi goreng Sukma ini serupa tapi tak sama dengan buatan Mamaku, sebab tidak pakai ebi goreng kering, tapi menggunaan ayam suir, tidak menggunakan telur dadar iris, tapi telur langsung diaduk dengan nasi. Bukan tidak bisa, tapi harus meminta khusus ya, guys. Jika mau ekstra telur mata sapi, bisa minta ke Pak Sukma ini, atau ceplok sendiri (itu kalau rumah kamu dekat). Jika mau tambahan ebi goreng kering, ya beli sendiri lah ebinya mahal soalnya…

Tapi kamu yang kerap membeli nasi goreng keliling pasti tahu, kalau nasi goreng yang kamu beli jarang banget yang menggunakan ayam suir, kalaupun ada harganya pasti berbeda, berkisar Rp.15.000 sampai Rp.20.000, kan?

Dibandrol dengan harga RP.12.000,- seporsi, Nasi Goreng Sukma ini bisa dibuat pedas atau tidak, sesuai selera pembelinya. Kalau kegemaranku, pedas dan minta tambahan irisan kol mentah, sebagai serat tambahan, selain dari acar.

Mengenai bumbunya, Pak Sukma ini juga tidak pelit berbagi. Ia menjelaskan racikan bumbu yang terdapat pada dua cangkir tertutup di dekatnya. Dan intinya bumbu tersebut terdiri dari bawang merah, bawang putih dan bumbu lainnya yang tidak mau kujabarkan disini. Kan, kasihan… Pak Sukma sudah kenal dengan Aku, jadi mau berbagi resep. (Beda orang yang masak tetap beda rasanya walau resepnya sama)


Inilah penampakannya setelah masak lalu tak sampai 5 menit kemudian… voila… langsung ludes bersih…

Jadi kalau kamu sedang jalan-jalan ke BSD (BumiSerpong Damai) dan sekitarnya. Pas malam kamu lapar tapi duit pas-pasan. Nasi goreng Sukma bisa menjadi pilihan. Dari jam 19.30 pak Sukma akan nongkrong sebentar di Pos Satpam blok SR Villa Melati Mas, lalu Pak Sukma yang gigih ini akan keliling dan kembali mangkal 30 sampai 60 menit di pos satpam blok SR sekitar pukul 22.00. Lalu ia akan lanjut mangkal di Matador, salah satu club malam di Ruko Melati Mas hingga selesai.

Menunya Nasi Goreng Sukma juga bukan hanya nasi goreng saja, ada mie goreng, mie rebus, kwetiaw goreng dan kwetiaw rebus. Aku kerap menanyakan mengenai bihun goreng yang tidak ada di daftar menu, lalu jawabnya, “Belum banyak permintaan.” Wuih, strategi berjualan nih, tahu pasarnya seperti apa, lalu hanya menyediakan yang disukai pelanggan.

Ayo, ramai-ramai mencoba nasi goreng sukma di Melati Mas.