Menghadapi Kleptomania

Viewed : 137 views

Ani meluruskan kaki nya di tepi kolam renang, malam ini malam terakhir ia menghabiskan waktunya bersama di Indonesia. Ani menatap ke riak air yang berpercikkan di kakinya. “Jen, I saw my daughter stealing something in the bookstore, “ Ani menatap dengan sedih, “She is very good in stealing. Is she kleptomania?”

Jeleknya ibu di jaman sekarang adalah selalu berpikiran buruk, bahkan terburuk. Walau tertangkap kesedihan dari nada bicara ibu Ani, Jen hanya bisa memberi saran, agar membicarakan baik-baik dengan anaknya. Namun apakah benar anak tersebut seorang Kleptomania? “Don’t jump into water before you know the deepth of water.”

Seorang anak berusia 7 tahun biasanya telah memahami dan mengerti mengenai nilai norma sosial yang berlaku di masyarakat. Dan tidak boleh mencuri adalah norma sosial umum yang berlaku univerrsal yang pastinya diketahui dan dipahami oleh anak yang berusia 7 tahun.




Mengintip dari suatu majalah dalam kolom Dr.dr.Thjin Wiguna, SpKJ memberikan saran dalam menangani masalah ini dengan mempelajari latar belakangnya terlebih dahulu yang mendorong anak melakukan hal ini sebelum seorang anak dapat dikatakan bahwa ia mengidap kleptomania.

1. Apakah barang yang diambilnya, tidak dimilikinya, sehingga ia terpaksa mengambil untuk dapat menggunakannya?
2. Apakah barang yang diambil hanya 1 jenis barang saja?
3. Apakah hal ini hanya terjadi di toko tertentu saja?

Jika dari tiga pertanyaan ini dijawab ya, maka anak bukanlah kleptomania, karena barang yang diambil merupakan keperluan utama dari anak atau orang tersebut. Namun anak perlu diberitahukan bahwa tindakannya tidak benar dan dapat berakibat buruk pada dirinya sendiri nanti atau pada orang lain, si empunya barang.

Kleptomania adalah gangguan pengendalian impuls yang membuat seseorang kehilangan kendali untuk memuaskan dirinya, bisa jadi barang yang diambilnya bukanlah barang yang berharga atau barang yang diperlukan. Namun keinginan dan dorongan tersebut tidak dapat dihindari oleh orang tersebut.

Cobalah untuk menanamkan ajaran pada anak agar anak tidak memiliki kebiasaan mengambil barang milik oranglain tanpa sepengetahuan orang tersebut. Didikan pada anak yang perlu diterapkan adalah:

Ajari anak mengenai kepemilikan
Mengerti mengenai norma sosial yang berlaku mengenai kepemilikan suatu barang   ini berguna agar anak mengetahau batasan untuk bersikap atas barang yang miliknya, milik orang lain atau milik umum.

Menjadi teladan
Guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Hal ini berlaku juga dalam sebuah keluarga, karena anak akan selalu meniru perilaku ayah dan ibunya dalam segalanya, cara makan, cara berjalan, cara mengambil keputusan, cara berperilaku. Maka penting menjadi suri tauladan anak terutama dalam bersikap jujur, penuh kasih dan sayang terhadap sesama dan dalam beribadah.




Memiliki empati
Selalu ajari anak untuk menghormati hak orang lain, baik itu hal untuk memilih, hak untuk mengambil keputusan atau hak dalam beragama, karena kemudian anak akan beajar menjadi anak yang memiliki empati dengan sekitarnya.

Dan yang terbaik memang bagi anak kita jika telah mengambil atau mencuri berkali-kali, walaupun telah dinasehati dan diberitahukan kesalahannya adalah  berkonsultasi dengan tenaga profesional seorang psikiater anak.