Pindah Rumah

Viewed : 58 views

Sudah 15 tahun lamanya rumah ini menemani hidup saya. Rumah dengan kenangan manis dan pahit, kenangan kelahiran putri dan putra kami, kenangan dimana menghabiskan waktu bersama dengan mama tersayang.
Masih teringat ketika melihat pertama kali rumah ini, di sore hari yang sejuk, kami yang sedang berkeliling rumah, melihat sebuah rumah yang teduh dengan pohon rambat yang menjuntai dengan bunga merah yang bermekaran. Indah sekali. Saat itulah saya langsung jatuh cinta dengan rumah ini.

Dengan harga yang cukup mahal, diatas pasaran saat itu, mama kemudian membujuk papa untuk membeli rumah itu, karena melihat keinginan saya yang amat sangat atas rumah itu. Akhir kata, papa membeli dan mengijinkan kami sebagai keluarga baru untuk tinggal di rumah ini.

Setelah lima belas tahun lamanya kami menempatinya, anak-anak bertumbuh bersama dan kami juga mengalami kesedihan dan kesukaan dalam rumah ini, kami memasuki rumah baru untuk membuat kenangan yang baru, semangat yang baru dan kebersamaan yang makin akrab.




Rumah kami yang baru jauh berbeda dari rumah ini. Dengan halaman yang luas, rumput yang hijau dan arsitektur bangunan yang memungkin bagi penghuninya memperoleh pandangan yang seluas mungkin ke alam bebas. Dan bagian yang paling saya sukai adalah terasnya yang menghadap ke kolam ikan koi dengan kursi kayu berlapis busa yang empuk. Dengan tangga yang meliuk elok dengan jendela besar yang menerangi di sekeliling tangga itu, membuatnya makin menyatu dengan halaman.

Anak-anak kami dengan sangat bersemangat memilih kamar di atas, mereka mengundi siapa yang dapat menempati kamar dengan jendela besar. Tawa mewarnai keriuhan atas kemenangan mereka. Saya memeperhatikan mereka dengan tersenyum di bibir, dan mengingatkan mereka untuk tidak berantem.

Suamiku memanggil kami dari lantai bawah, memanggil kami semua untuk melihat kolam renang yang ada di halaman belakang. Anak-anak berlari berkejaran untuk sampai terlebih dahulu di kolam renang itu. Saya kembali mengingatkan, “Hati-hati ketika menuruni tangga!”

Saat itulah dimana segala beban ku menjadi terangkat, disaat saya bisa bernafas dan merasa nyaman sudah berada di dalam rumah yang kami usahakan bersama. Meninggalkan rumah yang lama, yang merupakan kemurahan hati mama tersayang, dan menempati rumah baru hasil kami berdua.

Saya menantikan ini.