Peran Ayah dalam Mendidik Anak Berkualitas

Viewed : 84 views

Saya menemukan sebuah artikel yang sangat menarik yang sudah saya tempelkan di pintu kamar saya sejak putri pertama kami lahir (kelihatan banget ya,…jarang bersih-bersih).
Artikel yang sangat bagus mengenai peran seorang ayah pada diri anak-anaknya.

Sangat cocok sekali untuk dibagikan kepada ayah-ayah yang lain.

Sayang sekali, tidak tercatat siapa penulisnya.

Ayah Penentu Kualitas Anak

Ayah merupakan model bagi anak-anaknya. Meniru perilaku baik ayah, itu yang dimaui. Namun hati-hati si kecil bisa pula meng-copy perilaku sebaliknya. Tak sedikit ayah menyadari apa yang mereka lakukan tidak ingin ditiru anak-anak. Para ayah juga tidak yakin apa yang seharusnya mereka lakukan. Misalnya saja sepanjang hari minggu ayah hanya bermain games saja di komputer, bermalas-malasan tidak peduli kran air mandi yang bocor.

Sikap ayah direkam oleh anak. Ayah tahu ini tidak baik dan tentu saja ayah juga tidak ingin anak-anaknya kelak juga berperilaku demikian. Tetapi apa tidak boleh bermalas-malasan di hari Minggu. Apapun jenis kelamin anak, ayah merupakan model.Sikap ayah terhadap rumah, keluarga dan orang lain, terekam dengan baik dalam memori anak. Dibanding anak perempuan, anak lelaki lebih senang meng-copy perilaku ayah. Ayah yang bermalas-malasan, memberi jejak pada anak lelaki untuk juga bersikap demikian.Pada anak perempuan , akan muncul pemahaman negatif tentang lelak. Dia akan menyimpulkan, memang begitulah sifat lelaki!

Mulailah jadi ayah yang oke. Menjadi ayah merupakan proses panjang, yang diawali sejak masa kanak-kanak. Ayah yang santun, yang menghargai istri dan anak-anak, yang peduli urusan rumah, yang sadar perilakunya menjadi teladan bagi anak, tidak terbentuk begitu saja ketika ia sudah menjadi ayah. Benih perilaku ini sudah ada dalam dirinya sejak kecil. Tapi bukan berarti, tak ada harapan bagi para ayah yang ingin menjadi ayah yang lebih baik. Ada cara yang bisa anda jalankan. Syaratnya anda tulus melakukannya.




  1. Perlakukan ibunya anak-anak dengan baik. Menjaga keutuhan perkawinan, mendengar pendapat istri dan menanggapi kebutuhannya merupakan manifestasi dari perilaku baik terhadap ibunya anak-anak. Anak-anak mengamati dan kemudian membentuk perilaku dan pola pikiran tentang menghargai pasangan.
  2. Peka kondisi rumah. Perhatikan hal-hal kecil di rumah. MIsalnya jangan cuek bila lampu taman dalam beberapa hari ini kedip-kedip. Tak perlu menunggu sampai anak dan istri mengingatkan, “Yah, lampu taman perlu diganti tuh. Udah 2 hari kedip-kedip.” Eh anda cuek. Jelek sekali ayah yang demikian!
  3. Luangkan waktu bersama dengan anak. Cara ayah menggunakan waktu luangnya memberi pemahaman pada anak tentang hal penting dalam hidup ayah. Bila ayah menggunakan waktu luangnya bersama anak, si kecil paham ia penting dalam kehidupan ayahnya. Bila ayah asyik bermain sendiri, anak menafsirkan, ayah mementingkan dirnya sendiri.
  4. Bicara pada anak. Biasanya ayah hanya mau berbicara pada anak bila anak melakukan kesalahan. Mulailah mengobrol dengan anak sejak masih kecil. dengarkan ide serta masalahnya.
  5. Jadilah guru bagi anak. Ajarkan anak-anak hal baik dan buruk. Dengan demikian mereka dapat membuat keputusan yang baik untuk dirinya.
  6. Disiplinkan anak dengan cinta. Anak butuh bimbingan dan teladan, bukan ‘cuma’ hukuman. Tunjukkan tentang dampaknya bila anak tidak disiplin, tetapi tidak dengan menghukumnya.
  7. Sediakan waktu untuk makan bersama. Makan malam bersama misalnya, dapat anda jadikan kesempatan untuk mendengarkan hal-hal yang dilakukan anak sepanjang hari.
  8. Tunjukkan perasaan pada anak. Anak-anak butuh rasa aman dengan cara mereka mengetahui bahwa mereka dibutuhkan dan dicintai ayahnya. Mereka juga buth dipeluk ayah. Tunjukkan perasaan anda agar anak-anak anda yakin anda mencintainya.