Capek gak sih jika berhadapan dengan orang yang selalu merendahkan diri kamu? Capek lah… Omongan yang merendahkan dari orang lain itu ibarat speaker yang memperkeras suara di kepala, yang bahkan jika tanpa ada omongan itu saja, suara dalam diri selalu menilai dan mengkritisi diri sendiri.

Merendahkan orang lain, mengkritik berbagai aspek kehidupan orang lain, bahkan cenderung menjatuhkan merupakan sifat superior yang dimiliki manusia. Manusia suka merasa lebih unggul dibandingkan orang lain dalam lingkup sosial mereka. Yang menjadi pembanding biasanya hal yang berupa dan terlihat, mulai dari gaji atau penghasilan, rumah, gaya hidup, baju, tubuh dan pencapaian.

Mengapa manusia suka merendahkan orang lain? Sederhana saja! Semua karena Mekanisme Pertahanan Diri yang dimiliki. Dengan Mekanisme Pertahanan Diri, manusia dapat melindungi ego dan harga dirinya, salah satunya dengan merendahkan orang lain. Karena disaat manusia merasa inferior, dengan mekanisme perthanan diri tersebut, manusia akan mencari kesalahan atau kekurangan orang lain, lalu merendahkan manusia lainnya. Walau sebenarnya manusia dengan bacot tersebut belum tentu lebih baik dari manusia lainnya. Ia hanya menciptakan ilusi bahwa dirinya lebih unggul dan superior.

Saya membaca sebuah penelitian yang dilakukan di Harvard mengenai sekelompok mahasiswa yang diberikan pilihan gaji kisaran $50.000 atau $100.000. Dengan syarat, jika memilih gaji $50.000 maka kolega kamu akan mendapatkan gaji $25.000. Sedangkan jika memilih gaji $100.000, kolega kamu akan memiliki gaji $200.000. Dalam survey tersebut ternyata orang lebih banyak memilih gaji dengan $50.000 dengan alasan keinginan menjadi superior dalam lingkungan sosial mereka.

Jadi… lain kali jika ada yang merendahkan, mengkritik, mencari-cari kesalahan kamu, tidak perlu ditendang atau dihajar bahkan memicu kemarahan kamu. Omongan tersebut tidak lebih dari perasaan terancam dari kekuatan dan the remarkable you. Pakai logika kamu dan respon dengan elegan.