Mengajar Anak Mengelola Keuangan

Viewed : 70 views

Sebagai orang tua, saya mau mengajari anak saya banyak hal. Mengharapkan anak tumbuh dengan memiliki rasa iba terhadap sesamanya, pandai, cerdik, hidup dengan seimbang dan bahagia. Dari semua harapan tersebut, penting bagi anak untuk memiliki pedoman yang diperlukan untuk menjadi anak mandiri yang akhirnya orang dewasa yang mandiri dan berakhlak.

Kita bisa mengajari ketrampilan hidup penting untuk anak ketahui, dan memasak ada di dalamnya. Serta jangan lupa untuk mengajar anak mengenai mengelola uang.

Ada beberapa cara mengajar anak mengelola keuangan mereka, beberapa berhasil dan  beberapa tidak. Pada metode yang gagal bisa jadi dikarenakan anak selalu bertumbuh, yang sudah barang tentu metode atau cara mengajari anak juga berubah sesuai dengan usia mereka.
Mengelola_Keuangan_2



Uang saku
Beberapa orang tua memberikan uang jajan kepada anak, ada yang harian, mingguan atau bulanan, semua dengan maksud agar anak memilki uang untuk keperluan mereka saat di sekolah dan belajar memegang uang dan mengelola uang tersebut. Buat saya memberi anak uang saku atau uang jajan sama seperti memberikan hak mereka sejak kecil. Anak berhak memang, tapi  apakah hal ini merupakan metode pengajaran cara mengajar anak untuk mengelola keuangan? Atau malah hanya membuat anak menjadi anak manja yang memperoleh tanpa harus berusaha. Seperti halnya di dunia nyata yang mengharuskan bekerja keras untuk memperoleh uang, maka anak juga perlu diperlakukan demikian. Tentu bukan dengan bekerja keras tapi dengan melakukan pekerjaan rumah yang sudah layak anak kerjakan dan memperoleh komisinya.

Memberikan uang saku dengan cuma-cuma tidak mengajari anak apapun.  Sebaliknya memberikan tugas sekitar rumah yang anak dapat dilakukan kemudian memberikan komisi, berupa uang,  atas selesainya tugas tersebut. Sama halnya dengan yang dilakukan oleh orang dewasa di dunia nyata, akan mengajari anak banyak hal.

Menggunakan terminologi seperti ini akan mengajari anak mengenai mengelola keuangan dan berguna saat menjadi dewasa. Detail pekerjaan dengan membuatkan daftar kerja anak dengan reward atau imbalan yang diperoleh anak.

Tanggung jawab
Usia anak antara 8 sampai 12 tahun memiliki tugas yang berbeda. Anak yang berusia 12 tahun dapat diberikan tugas yang lebih besar, seperti membersihkan lantai kamar mandi, sedangkan adiknya dengan usia 8 atau 9 tahun dapat membersihkan toilet.

Bonus
Semua orang suka BONUS dan anak juga demikian. Bonus bertujuan agar anak-anak memiliki insiatif untuk melakukan sesuatu, tidak perlu disuruh-suruh. Contoh; ketika anak melihat mainan milik nya atau milik saudaranya tergeletak di lantai, anak berinisiatif mengambilnya dan meletakkannya kembali ke tempat yang seharusnya, tanpa bunda dan ayah suruh. Bonus ini tentu saja uang, yang tentunya akan diperoleh setiap minggunya.

Denda
Sama halnya tilang kendaraan yang mengharuskan pengemudi membayar denda di pengadilan, sama halnya denda yang dimaksud disini untuk anak.
Setiap anak memiliki kelemahan sendiri, anak tertua bergumul dengan menyalahkan dirinya jika terjadi sesuatu yang buruk, sedangkan anak yang kecil bergumul dengan keteledorannya meletakkan barang. Pada saat anak-anak melakukan hal-hal tersebut, baik berkelahi, bertengkar, atau menjelek-jelekkan orang lain, maka denda akan diberlakukan. Besarannya tentu sudah ditentukan oleh Ayah dan Bunda.

Sebaliknya jika anak-anak tidak melakukan hal tersebut, maka sudah tentu anak akan memperoleh bonus.




Hari Gajian
Hari Minggu sore adalah hari gajian. Tapi jangan hanya memberikan uang hasil kerja anak selama seminggu, tapi juga terlibat dalam prosesnya bersama.

Awalnya totalkan semua komisi yang anak peroleh selama seminggu, lalu tambahkan bonus yang anak lakukan selama seminggu.
Jika anak memiliki denda yang harus dipotong, maka lakukan saat itu juga dengan memberikan penjelasan dan rincian pada anak. Jangan lupa ajak anak untuk mengulasnya bersama-sama.

Cara mengelola keuangan
Setelah anak-anak memiliki uang hasil jerih payah mereka selama seminggu, ajak anak untuk menghitung bersama, dan letakkan uang dalam 3 amplop khusus yang telah disediakan.
Mengelola_Keuangan_3Amplop I untuk Tabung
Amplop II untuk Memberi
Amplop III untuk Belanja

Amplop I akan ditabungkan di bank terpercaya, amplop ke II dapat diberikan kepada gereja, badan sosial atau disumbangkan, amplop yang ke III dapat dibelanjakan sesuai kebutuhan anak dengan alasan yang tepat tentunya.




Hal penting lainnya!

Saat anak ingin membelanjakan seusatu dari uang tersebut, kita dapat menemani dan membantu anak dengan bersama pergi ke toko yang dimaksud. Saat uang anak tidak cukup untuk membeli, ajak anak untuk membelinya minggu depan setelah uang yang dimiikinya cukup. Ingat! Jangan meminjamkannya, agar anak belajar menunggu dan sabar untuk memiliki barang yang diinginkannya dan tidak mengajari berhutang dengan menalangi terlebih dahulu kekurangannya. Terlebih-lebih mengambil dari uang untuk tabungan atau amal.

Dengan menundanya hingga uang cukup, anak juga belajar, bahwa dengan memilki uang, tidak berarti ia dapat membelanjakan semua barang yang diinginkan. Anak belajar mengenai prioritas disini dan nilai uang danbarang yang hendak dibeli.