Pendidikan Terbaik Dimulai Dari Rumah

Viewed : 36 views

Banyak sekali pilihan untuk pendidikan sekarang ini. Sebagai orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya. Dan biasanya pilihan ditujukan kepada sekolah-sekolah international yang marak Indonesia (tapi dipertanyakan kualitasnya).

Sebagai ibu dua orang anak, keinginan awal untuk menyekolahkan anak-anakku ke sekolah internasional, karena kesempatan mereka bertemu dengan berbagai bangsa dan suku dengan sistem yang berbeda. Tapi kesadaran akan besar biaya dan kecilnya kantong, maka aku dapat menerima agar anakku disekolahkan di sekolah yang tidak mahal tapi baik. Tidak mudah loh… untuk menerima kenyataan bahwasanya anak-anakku tidak bersekolah di sekolah internasional, lama kelamaan aku menerimanya karena anak-anak menyukai sekolahnya.

Proses penerimaan itu (bahwa aku tidaklah banyak uang dan rasa kecewa tidak dapat memberikan yang terbaik) memakan waktu cukup lama, dan dengan menerima beberapa saran dari sahabat dan suami. Saran-saran tersebut menyangkut mengenai jarak tempuh dan waktu tempuh, biaya yangg akan dikeluarkan baik untuk transport dan pendidikan, perkembangan jiwa anak jika sekolah terlalu jauh, fisik anak yang masih kecil tentu akan mudah lelah, dan yang paling masuk dipikiranku adalah; kelangsungan pendidikan anak-anakku dan bahwa pendidikan terbaik berawal dari rumah.




Kelangsungan pendidikan yang dimaksud adalah , jangan sampai keuangan keluarga mati-matian untuk menyekolah anak di sekolah yang elit dan ternama tapi tidak dapat kami teruskan sampai jenjang S1 karena dana yang membengkak.

Pendidikan terbaik selalu berawal dari rumah, bagaimana kita menasehati dan memberi contoh yang baik bagi anak untuk menghadapi kehidupan. Anak memiliki pegangan kehidupan yang benar saat mengambil keputusan dikala orangtuanya tidak ada di sisi mereka. Itulah yang terpenting.

Mengenai keinginanku agar anakku memiliki pergaulan yang tidak terbatasi oleh suku dan bangsa, sekolah anakku sekarang ini memiliki keragaman suku dari Bali, Ambon, Menado, Maluku, Jawa, Sumatra, bahkan Inggris. Selain itu mereka untuk mengambil les bahasa asing dan musik sehingga mereka makin mengenal berbagai manusia dan sifat serta adat yang dibawa.

Pemilihan sekolah diawali ketika aku mengajak anak berkeliling melihat sekolah sewaktu usia anakku yang pertama berusia 3½-tahun. Kukelilingi sekolah dari yang paling mahal (yang ini membuat jantung berdebar mendengar biaya pendidikan) sampai yang paling murah (sangat dekat dengan rumah dan di area ruko). Tapi yang dipilih anakku adalah sekolah yang memiliki peliharaan ikan mas dan kura-kura, juga memiliki kolam renang kecil yang cukup untuk bermain bola (sangat sederhana sekali ya pemikiran anak-anak dalam menentukan sekolah). Belum lagi sangat  ramah dan dapat dengan cepat karib dengan anakku.




Keinginanku untuk memasukkan anakku ke sekolah international atau sekolah swasta yang beken dan punya nama sudah pupus karena jarak yang cukup jauh dan harga yang mahal. Sekolah yang dipilih anakkku adalah tepat untuk anakku. Dia yang memilih sekolahnya, karena anak yang akan menjalaninya. Orangtua hanya master guru di rumah, penasehat pendidikan anak dan sumber dana.

Anak-anakku sangat senang bersekolah di tempat yang sekarang, mereka senang dengan teman-teman, pak guru, bu guru dan pak satpam yang sangat baik dan membantu.

Seiring berjalannya waktu, informasi mengenai sekolah-sekolah lain dari teman-teman dan mengenai biaya yang harus mereka tanggung serta beberapa pilihan mengenai home schooling yang telah diterapkan oleh salah satu teman kami di kota Bandung. Makin menambah wawasanku mengenai ragam pendidikan di Indonesia. Saat ini aku sangat bersyukur dengan sekolah anak-anakku.

Dan tidak menutup kemungkinan untuk sekolah negeri atau home schooling berikutnya. Doakan saja, karena kuasa doa melebihi segalanya.