Angin Kencang

Viewed : 84 views

Hari ini hujan, hore….
Udara sangat segar sekali, angin berhembus sejuk dan bau tanah yang tertimpa air setelah kering panas sangatlah menyejukkan otak. Terima kasih Tuhan.

Tapi anakku yang kecil menangis dan berkata, “Mami, ade takut, Mi. Hujannya besar dan anginnya kencang sekali, nanti kalo pohonnya jatuh menimpa mobil bagaimana, Mi?”

“Loh, kan ade ada di dalam rumah, tidak perlu takut dong,” sahutku sambil memeluk dan menciumnya,  berusaha menenangkannya.

“Tapi Mi, kalo pohon kan besar, kalo jatoh pasti akan menimpa rumah. Terus ade ada di dalam rumah, ade pasti mati karena rumahnya hancur,” sahutnya lagi sambil menangis lebih kencang, “ita berdoa Mi, supaya Tuhan menghentikan angin kencangnya.”

Aku tersenyum, rasanya aneh ya, ibunya meminta hujan dan angin kemudian diberi, tapi kebalikan dengan anaknya, meminta angin jangan bertiup kencang, karena takut kecelakaan menimpa kita, tapi sekaligus senang mendengarnya. Bagaimana tidak senang, seorang anak memiliki iman kepada Tuhan sedemikian rupa. dan ia percaya jika ia meminta pasti akan dikabulkan. (Aku kalah dengan anakku dalam keimanan)

sambil memeluk dan menggendong anakku, kami menuju ke ranjang bersama dengan anak perempuanku, kami berdoa bersama-sama;




Tuhan Yesus, Terima kasih untuk hari ini dan hujan yang Kau berikan
Karena hujan ini sangat memberikan kesejukkan
Tapi Tuhan, anak ku Rey merasa takut dengan angin yang sangat kencang ini
Ketakutannya jika pohon-pohon yang ada di sekeliling kami tumbang
Kami mohon pada mu Tuhan, redakanlah
Dan tolong kuatkanlah akar pohon-pohon yang ada di sekitar rumah kami, maupun yang kami lalui sepanjang jalan
Karena kami tahu kau idak akan menimpakan kecelakaan pada kami
Tolong Tuhan…
Berikanlah juga keberanian pada anakku Rey
Amin…

Terlintas di pikiranku segera tentang Yesus dan murid-muridnya sewaktu di dalam kapal dan badai menerpa mereka. Murid-murid Yesus ketakutan dan berseru meminta tolong kepada Tuhan Yesus. Dan Yesus menghardik angin dan ombak itu, dan serta merta tenanglah angin dan ombak. Murid-murid Yesus terheran-heran, dan bertanya dalam hati mereka, Siapakah Dia? Hingga angin dan ombak pun turut perintahnya (Markus 4 : 35-41)




Segera aku katakan dan nyanyikan lagu mengenai Yesus dan murid-muridnya di dalam kapal.

Anak-anakku sangat girang dan senang sekali, kami bernyanyi bersama…

Dan hujan pun reda…

Kuingatkan lagi pada anak-anakku, “Tuhan sudah tinggal di rumah ini bersama dengan kita, karena kita sudah mengundangNya masuk. Para malaikat dan tanganNya yang penuh kuasa pasti menjagai rumah ini, dan sekali-kali takkan dibuat celaka semua penghuninya.”