Seperti Hari Terakhir

Viewed : 65 views




Kecelakaan pesawat sukhoi super jet 100 yang terjadi 9 April 2012 lalu, membuat saya berpikir betapa waktu sangat berharga sekali untuk digunakan semaksimal mungkin, sebab tidak ada yang tahu kapan waktunya saya mati.

Melihat foto-foto yang beredar sebelum pesawat tersebut berangkat, senyum manis dan renyah mereka, yang tidak tahu bahwa beberapa menit lagi sesuatu yang buruk akan merenggut nyawa mereka.

Di benak saya terbayang seperti sebuah adegan demi adegan, yang membayangkan suasana di dalam pesawat tersebut, apa yang mereka ingat dan mereka sebut pada detik-detik terakhir sebelum pesawat menabrak tebing? Pastilah keluarga dan Tuhan.

Kedua hal itu yang pada hari-hari biasa dianggap biasa saja, dan lebih memilih BBM, telpon, breaking news, kancah politik, dan lainnya, daripada bersama dengan keluarga; bercanda dan bercerita dengan anak, berkasih-kasihan dengan pasangan, memperhatikan orang tua dan saudara, menyatakan kasih dan sayang kita pada mereka.

Apalagi menghabiskan waktu dengan Tuhan yang tidak kelihatan? Berdoa ucap syukur, bercerita, atau menanyakan apa kabar Tuhan?

Hiduplah seakan-akan hari ini adalah hari terakhir kamu hidup, kata beberapa orang ‘bijak’, wah konotasinya bisa berantakan nih. Bisa jadi kalap dan tamak karena ini hari terakhir menikamati, atau malah sebaliknya menikmati tiap detiknya.




Tidak mudah memang untuk selalu mengingat dan menghargai serta mengasihi yang kita miliki dan ucap syukur pada Yang Maha Esa selalu, apalagi jika kesibukan dan masalah menderu. Hati ini rasanya capek sekali.

Tapi disitulah letak ujian tiap hari yang harus kita lalui tiap hari yang akan meningkatkan iman dan cinta kita kepada Tuhan.

Saya juga pribadi yang sulit, peperangan sering terjadi dalam hati dan pikiran. Dan perlu waktu beberapa hari untuk memenangkan kedamaian kembali (ah..seandainya bisa lebih cepat dan tidak berlarut-larut)

Menjadi pribadi yang lebih baik tiap hari, itulah yang terus saya pelajari tiap waktu, karena aku sungguh tak ingin mengecewakan Tuhan yang sudah sangat mengasihiku.